PRODUSER dan sutradara Salman Aristo tengah menanti rilis serial produksi terbarunya, The Aces. Serial yang berjumlah delapan episode itu menjadi salah satu dari tiga serial orisinal Indonesia terbaru yang tayang di Prime Video.

The Aces akan tayang pada 21 Desember. Serial ini bertema tentang drama olahraga yang mengangkat cerita komunitas biliar di Indonesia. Sebenarnya, draf naskah The Aces sudah ada sejak medio 2014. Namun, ide ini baru terealisasi untuk diproduksi ketika rumah produksi Salman, Wahana Kreator, mendapat tawaran dari Prime Video. 

Tema biliar dipilih Salman sebenarnya juga bermula dari alasan personalnya. Ia yang mencintai olahraga bola sodok ini sejak SMA, lalu mengolah cerita yang mengangkat dunia biliar.

“Pada dasarnya, yang pertama sebenarnya karena alasan personal. Saya jatuh cinta dengan biliar sejak SMA. Saya mencintai permainannya karena ada perhitungan untuk strategi langkah ke depan. Selain itu, biliar sebenarnya mengajarkan banyak hal positif. Tapi entah kenapa bahkan sampai saat ini stigmanya negatif. Nah saya coba mengulik lebih dalam, dunia biliar di Indonesia seperti apa,” kata Salman saat konferensi pers Pesta Akbar Tontonan Lokal Prime Video Indonesia di The Hermitage, Jakarta Pusat, Selasa (26/9).

The Aces akan mengikuti karakter utama berusia 20 tahunan yang masih mencari jati diri. Di satu sisi, ada dua ayah yang merasa tahu anaknya harus ke arah mana. The Aces juga akan mengeksplorasi perbedaan kelas ekonomi dari latar belakang karakternya.

“Meski sudah dikembangkan sejak 2013-2014, tetapi dari awal itu formatnya sudah serial. Karena kami di Wahana Kreator, saat itu juga bekerja sama dengan beberapa studio dari Malaysia untuk produksi serial. Di saat itu di Indonesia OTT masih baru-baru banget mulai. Cuma kami sudah mencoba eksplor ke naskah serial,” tambah Salman.

The Aces, menurut Salman, juga akan menyajikan drama olahraga berbalut drama keluarga dan politik. Hal ini muncul ketika ia meriset cerita yang ada di dalam komunitas biliar Indonesia. Bagi Salman, olahraga menjadi salah satu aspek yang cukup dekat dengan audiens Indonesia. Sementara itu, biliar masih jarang diangkat ke dalam produk populer audio visual Indonesia.(M-4)

Scroll to Top